News

Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Komitmen Hadapi Tantangan Perubahan Iklim secara Bersama

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Agus Fatoni berkomitmen untuk bersama-sama menghadapi tantangan perubahan iklim yang kian nyata dirasakan, terutama dalam sektor perkebunan. Hal itu disampaikan saat menghadiri Ekspose Nasional Perubahan Iklim di Aula Raja Inal Siregar, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Sumut, Senin (26/8/2024).

“Ini bentuk komitmen nyata dalam upaya bersama menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata dirasakan, terutama dalam sektor perkebunan. Kami berharap kunjungan ini tidak hanya mempererat hubungan kerja sama antara BMKG dan pemerintah daerah, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkuat upaya kita dalam mendukung ketahanan iklim, khususnya di Provinsi Sumatera Utara,” kata Fatoni.

Fatoni mengatakan saat ini kondisi perubahan iklim di Sumut berdasarkan hasil pengamatan historis BMKG (1951-2021) menunjukkan adanya peningkatan suhu rata-rata di Sumut sebesar 0,13°C per 10 tahun. Hal tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda pemanasan global.

“Dampak perubahan iklim terhadap ketidakpastian ketersediaan air yang mempengaruhi kebutuhan manusia, flora, fauna, pertanian-perkebunan dan ekosistem alam secara keseluruhan. Dalam hal ini sektor perkebunan juga terdampak, dengan dampak kerusakan pada tanaman dan infrastruktur perkebunan, serta meningkatnya risiko serangan hama dan penyakit,” ujarnya.

Fatoni mengatakan sektor perkebunan di Sumut sangat penting karena dianggap primadona, seperti kelapa sawit, karet, kopi, coklat, dan teh. Pada tahun 2023 tercatat luas tanaman komoditas kelapa sawit Sumut sekitar 1.353.515 hektare (Ha) dengan jumlah produksi 5.453.030 ton.

Sementara itu, terkait kegiatan Ekspos Nasional Perubahan Iklim, Fatoni berharap dapat dijadikan refleksi, motivasi serta inisiasi bagi semua pihak untuk bekerja sama. Terutama dalam meningkatkan kapasitas dan kepedulian satu sama lain.

“Ini penting untuk meningkatkan kesadaran dalam mengelola pembangunan yang adaptif terhadap perubahan iklim dan pemanasan global,” ucap Fatoni.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati mengatakan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir merupakan periode tahun terpanas sepanjang sejarah dengan tahun 2023 merupakan tahun terpanas. Selain itu, berdasarkan data pengamatan BMKG di Staklim Deliserdang mencatat tren kenaikan suhu udara.

Dwikorita mengatakan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini. Dampaknya sangat luas, mencakup berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan, dan infrastruktur dan air.

Tak hanya itu, perubahan distribusi curah hujan berpotensi mengganggu ketersediaan air bagi tanaman pertanian maupun perkebunan. Adaptasi yang efektif melalui edukasi dampak perubahan iklim pada skala lokal dengan menyediakan data dan informasi cuaca, iklim dan air.

“Saya memohon Bapak Pj Gubernur Sumatera Utara dapat mendorong dan mendukung seluruh entitas perkebunan di Sumatera Utara untuk dapat mewujudkan kerjasama bersama BMKG dalam pengembangan layanan informasi iklim untuk sektor perkebunan,” pungkasnya.

Related Posts

1 of 181