Guna meningkatkan kapasitas pengolahan ikan perlu pemahaman problem hulu dan hilir, antara lain terkait lingkungan ikan yang bebas dari pencemaran, penangkapan yang mematuhi regulasi, proses produksi yang kreatif dan inovatif, serta distribusi yang tepat sasaran.
Hal ini disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution diwakili Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Ir. Hj. Emilia Lubis saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Kapasitas Hasil Pengolahan Ikan di Medan, Rabu (5/6) di Gedung PKK Medan.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Setda Medan itu, Emilia mendorong peserta FGD menyampaikan aspirasi, gagasan, inovasi, dan kreativitas guna melahirkan langkah peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pengolahan ikan di kota ini.
Pada kegiatan yang dihadiri Kabag SDA Setdako Medan Ir. Mulia Rahmad Nasution, MAS., Katim Lingkup Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan Rosita Deslina Yanti Siregar, S.Sos., dan pengurus TP PKK Kota Medan itu, Emilia menyebutkan, Februari lalu Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menargetkan produksi perikanan di angka 30,85 juta ton, yang terdiri dari perikanan tangkap dan budidaya.
“Pemko Medan harus ambil bagian dalam mencapai target ini, namun kita tidak berorientasi penuh pada bahan baku alias ikannya saja, tetapi juga harus berorientasi pada pengolahan ikan seperti pada produk-produk tertentu,” ungkapnya.
Sebelumnya Kabag SDA Setdako Medan, Mulia Rahmad Nasution melaporkan, pihaknya dan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan Kota Medan telah melakukan koordinasi dan pemantauan. Dalam kegiatan ini ditemukan, di samping ketersediaan bahan baku, dibutuhkan keterampilan, kemauan, dan konsistensi guna mempertahankan kualitas, kuantitas, kontiniutas, serta strategi pemasaran yang tepat agar usaha bidang perikanan tetap bertahan.
Dia mengungkapkan, masalah yang harus diperhatikan pengolah dan pemasar produk olahan hasil perikanan antara lain kualitas, kuantitas, dan kontiniutas.
“Kualitas adalah rasa dari produk perikanan enak, sehat, bergizi, dan hygiene, sedangkan kuantitas produksi harus sesuai permintaan pasar, dan kontiniutas yakni produk yang dihasilkan oleh Kelompok Pengolahan dan Pemasar Hasil Perikanan harus stabil,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, produksi Kelompok Pengolahan dan Pemasar Hasil Perikanan yang sering berubah menyebabkan konsumen kecewa. Karena itu, Rahmad menekankan, pentingnya motivasi, strategi, dan pengingkatan pengetahuan guna mengembangkan usaha perikanan.
FGD ini diikuti oleh Ketua Pokja II TP PKK Kecamatan dan Kelurahan serta Ketua dan Anggota Pokja II TP PKK Kota Medan. Bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan ini perwakilan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Medan, Dinas Koperasi, UKM, Perindag, dan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan.**