Duta Besar RI untuk UAE 2008-2011 dan Federasi Rusia/Belarusia 2016-2020 M. Wahid Supriyadi mengunjungi sekretariat @M Institute for Literacy and Education dan menyerahkan sumbangan berupa buku-buku pada Selasa (16/1/2024).
Ketua @M Institute for Literacy and Education Mohammad Anthoni yang disertai beberapa pengurus menyambut baik kunjungan Dubes Wahid dan dengan senang hati menerima sumbangan buku-buku tersebut.
Di antara buku-buku itu, terdapat buku berjudul Diplomasi Ringan dan Lucu Kisah Nyata yang ditulis Dubes Wahid pada saat Covid-19. Buku itu dicetak pertama kali tahun 2020 dengan pengantar editor Suradi MSi dan Kata Pengantar Prof. Tjipta Lesmana.
Dubes Wahid juga menyerahkan sebuah buku yang sama kepada Ismail Lutan, Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) yang turut menghadiri acara tersebut bersama dengan Syaripudin Zuhri yang pernah menjadi guru di Sekolah Indonesia Moskow selama beberapa tahun, dan Yunan M. Alam, Wakil Sekum PJMI dan Angger S sebagai pelatih Karate di @M Institute.
Dubes Wahid tertarik untuk menyumbangkan buku-buku tersebut kepada lembaga itu yang bergerak di bidang literasi dan pendidikan.
“Saya mengenal Mas Anthoni sudah lama dan berlatar belakang sebagai wartawan LKBN Antara dan kini mengelola lembaga di bidang literasi dan pendidikan,” katanya.
Diharapkan para muridnya dapat menambah wawasan setelah membaca buku-buku itu dan buku-buku yang lain.
Pada bagian lain Dubes Wahid yang dilahirkan dan dibesarkan di sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah, menceritakan bagaimana dia suka membaca buku yang saat itu terbatas.
“Saya suka baca dan menambah ilmu pengetahuan antara lain mendengarkan melalui siaran stasiun radio Australia, Amerika dan Belanda,” ujarnya.
Dia mengatakan dirinya mendapatkan kiriman buku-buku dari stasiun radio tersebut setelah mengirim surat sebagai seorang pendengar dari Indonesia.
Setelah lulus SMA jurusan bahasa, ia mengikuti ujian untuk masuk Universitas Gajah Mada (UGM) dan menyelesaikan kuliahnya di universitas bergengsi di Yogyakarta.
Menurut dia, pendidikan itu penting dan sampai saat ini membantu beberapa saudara, anak sopir dan ART.
“Hanya dengan pendidikan yang bisa mengangkat nasib mereka,” kata Dubes Wahid.
Lebih jauh dia mengatakan, ketika di akhir tingkat I Fakultas Sastra UGM, dia ditawari mengajar Bahasa Inggris di satu lembaga bimbingan belajar. Sejak itu dia kuliah dengan biaya sendiri dan membantu 3 adiknya hingga lulus dari perguruan tinggi.
“Sebagai guru SD, tidak mungkin Bapak saya mampu membiayai anak-anaknya kuliah,” demikian Dubes Wahid.
Sementara itu Mohammad Anthoni selaku ketua institut mengatakan dirinya tergerak untuk menyelenggarakan program bimbingan belajar Bahasa Inggris, Prancis dan Matematika untuk membantu para orangtua dan generasi muda memperoleh ilmu pengetahuan. Selain itu Institute itu yang secara resmi didirikan 6 Desember 2023 memberikan pelatihan Creative Writing dan Karate.
“Sebenarnya program bimbel sudah diselenggarakan secara informal awal tahun 2000. Satu orang anak yang pernah ikut bimbel saat ini kerja di sebuah maskapai luar negeri dan beberapa lainnya sudah lulus S1 dan bekerja,” kata Anthoni.
Sejumlah rekannya dan alumni Madrasah Tsanawiyah/Aliyah Al Falah Klender Jakarta Timur tertarik untuk mendukung usaha-usaha yang dilakukan oleh @M Institute for Literacy and Education.